testemoni

Dalam sebuah buku yang pernah saya baca, saya menemukan sebuah pertanyaan yang sangat simple tapi begitu dalam maknanya. Kapan kita merasa bahagia?. Ya..sebuah pertanyaan simple yang membuat kita tertegun sejenak. Kadang kita berpikir, kalo kita sudah mendapat sesuatu, kalo kita sudah mencapai sesuatu, kita akan bahagia. Tapi semakin kita tengok ke belakang, hidup memang tidak segampang itu. Saat kita muda, masih bujangan, kita berpikir. "kalo aku sudah dapat kerja dengan gaji tinggi, aku akan bahagia". "kalo aku bisa membeli apa yang aku suka, aku akan bahagia". Tapi saat kita sudah bergaji tinggi, bisa membeli apa yang kita mau, timbul pertanyaan lain. "Kapan aku menikah?" "Kapan tabunganku banyak?". Maka dengan pertanyaan itu kita akan mepunyai masalah lagi. Dan timbul pembenaran lagi. " Kalo aku menikah, maka aku akan bahagia", "Kalo aku punya tabungan banyak, aku akan bahagia". Dan saat kita sudah menikah, dan punya tabungan banyak, masih saja timbul pertanyaan. "Kapan aku akan punya anak?", "Kapan aku punya rumah?". Dan itu adalah masalah lagi. dan seperti itu seterusnya....

Hidup kita ini kalo bisa diumpamakan adalah seperti hamparan sampah dengan beberapa tanaman bunga didalamnya. Sampah adalah masalah yang kita hadapi dan bunga adalah kebahagiaan yang kita rasakan. Persoalannya adalah, seberapa sering kita menemukan bunga di hamparan sampah tersebut.Nikamati kebahagiaan yang datang selama mungkin dan berpikir "semua pasti   berlalu" saat masalah datang. Selalu berpikir seperti itu juga tidak gampang. 

Semua adalah pilihan dan semuanya juga tidak mudah. Mencari tanaman bunga itu tidak sesimple kita lari ke rel, ada kereta lewat dan mati ketabraksepur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar